Panitia Oikumene Inklusif HKBP Distrik X Medan Aceh Mengadakan Acara Dialog Moderasi Umat Beragama di Kota Medan
Jumat, 19 April 2024
Acara Dialog Moderasi Umat Beragama di Kota Medan yang diadakan oleh Panitia Oikumene Inklusif HKBP Distrik X Medan Aceh berlangsung di Aula Perguruan Kristen Immanuel Medan (Sebagai Host). Acara ini diawali dengan ibadah, sebagai liturgis yaitu St. Dr. Daniel Napitupulu dan pengkhotbah yaitu Pdt. Indra Hutauruk, M.Th (Sekretaris Distrik) dan teks khotbah tertulis di 1 Petrus 2:17.
Acara ini turut dihadiri oleh Amang Praeses XXIII Binjai Langkat (Pdt. Hercules Sihotang, M.Th), Erikson Lumbantobing (Pengurus PKIM) dan Ir. Djohan Adjuan (Ketua Parakhin Medan).
Setelah itu dilanjutkan dengan kata sambutan yang diawali oleh Ir. Ronald Naibaho,MSi yang menekankan bahwa dalam kehidupan yang beranekaragam ini, terdapat asas yang menjadi dasar kesetaraan, yaitu Bhineka Tunggal Ika.
Kemudian kata sambutan oleh Pdt. Henri Napitupulu, M.Th (Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh) yang menyampaikan HKBP memiliki misi dan visi yaitu “menjadi berkat bagi dunia” yang tertulis dalam Kejadian 12:2, sehingga HKBP telah menetapkan tema setiap tahunnya, dan tahun ini, HKBP memiliki tema Oikumene Inklusif. Melalui Panitia Tahun Oikumene Inklusif Distrik X Medan Aceh, telah ditetapkan beberapa program yang memberi perhatian khusus kepada kaum difabel dan ODHA, kaum buruh, dan para pelaku UMKM. Dalam penetapan Tahun Oikumene Inklusif ini, HKBP melihat bahwa Lembaga Gerejawi berada dalam Negara Demokrasi, dengan berbagai keberbedaan namun terikat dalam satu kesatuan yaitu Bhineka Tunggal Ika. Dengan demikian, melalui Panitia Oikumene Inklusif Distrik X Medan Aceh memiliki orientasi pelayanan yaitu memulai dialog moderasi umat beragama di kota Medan dengan tujuan mengedepankan nilai-nilai Pancasila, sila pertama “Ketuhanan yang maha esa”.
Kemudian kata sambutan dari bapak Bernard Uadan (Pejabat Utama di Konsulat Amerika Serikat di Medan) yang berterimakasih kepada HKBP Distrik X Medan Aceh dan Panitia Oikumene Inklusif yang turut mengundang dalam acara Dialog Moderasi Beragama Di Kota Medan. Dalam sambutannya, bapak Bernard mengatakan disetiap komunitas agama pasti memiliki pusat rehabilitasi kepada jemaat, akan tetapi pusat rahabilitasi tersebut hanya dipandang sebagai tempat biasa. Pusat rehabilitasi tersebut harus di pergunakan dengan sebaik mungkin, sebagai contoh menyediakan kursi roda untuk jemaat yang difabel, dan lain lainnya. Bapak sangat senang kepada seluruh agama yang hadir di acara ini karena ingin membicarakan tentang toleransi dan inklusifitas.
Kata sambutan dari Erikson Lumbantobing (Pengurus PKIM) berterimakasih kepada Sekretaris Jenderal, Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh dan juga kepada saudara-saudara dari agama lain yang telah hadir di PKIM. Bapak Erikson juga mengatakan selaku pengurus PKIM siap menjadi host kembali bila ada kegiatan-kegiatan lainnya.
Setelah itu dimulai acara dialog antar umat beragama yang diawali oleh Bapak Dr. Warjio, S.S, M.A (Dosen FISIP USU) yang memaparkan materi tentang moderasi beragama dalam praksis Pancasila. Dalam pemaparannya, moderasi beragama merupakan paham sikap keberagamaan individu yang seimbang, sehingga melahirkan toleransi. Kemudian indikator dalam moderasi beragama dalam pancasila memahami bahwa nilai toleransi dalam sila ketuhanan yang maha esa, anti radikalisme dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradap, nilai komitmen kebangsaan dalam sila ke-3, serta nilai akomodatif terhadap kearifan lokal dalam sila demokrasi dan keadilan sosial.
Kemudian pemaparan materi oleh Prof. Dr. H. Ansari Yamamah, MA (Guru Besar UINSU) yang memaparkan materi tentang inti ajaran agama. Agama mengerucut kepada 3 bagian yaitu akidah (Theology, Credial and Credo), Syari’ah (law, norms, human conduct and relation) dan akhlaq (ethics of the esthetic of human behaviour). Dalam pemaparannya juga, bila berbicara tentang moderasi haruslah saling menjaga kearifan lokal (bagian dari konsep ad-dharuriyah al-khamsah Islam Transitif), komitmen kepada nilai kebangsaan, apresiatif/anti arogansi kelompok, anti kekerasan/non-violent.
Kemudian pemaparan materi oleh Pdt. Dr. Victor Tinambunan (Sekretaris Jendral HKBP) selaku Ketua Umum PGI Sumut yang memaparkan tentang Moderasi beragama dan Oikumene Inklusif. Amang Sekjen menjelaskan bahwa moderasi beragama merujuk kepada sikap menghindari kekerasan atau menghindari keekstreeman dalam praktik beragama. Moderasi beragama merupakan warisan dari leluhur manusia, akan tetapi baru muncul sekarang yang di mana diawali oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Dalam pemaparan materinya juga, dijelaskan moderasi beragama dari sudut pandang Kekristenan yang merujuk kepada Yesus Kristus. Kemudian dari Konsili Vatikan II yang mengatakan dalam hal yang mutlak ada kesatuan. Dalam hal-hal yang berbeda, ada kebebasan. Dalam segala hal, ada kasih. Amang Sekjen juga menyampaikan cara mewujudkan moderasi beragama, yaitu keadilan sosial, menaikkan tingkat kebahagiaan penduduk dan integritas para tokoh agama.
Terakhir pemaparan materi dari Dr. Brilian Moktar, S.E, M.M (Ketua Walubi Sumatera Utara) yang memaparkan tentang Moderasi beragama dalam nilai-nilai ajaran buddha Dharma. Dalam pemaparan materinya, sangat penting untuk menyesuaikan tindakan dan pandangan manusia yang berkaitan dengan agama dan kebudayaan. Menghormati keberasaan berbagai rumah ibadah, serta merayakan keberagaman budaya adalah kunci untuk menciptakan konsistensi yang harmonis. Sikap moderat dan toleransi sangat diperlukan untuk memperkuat keharmonisan dan inklusifitas dalam masyarakat yang beragam. Dalam ajaran Buddha, moderasi beragama merupakan inti dari ajaran Buddha itu sendiri. Moderasi berarti tengah, seimbang, tidak ekstrem dan adil dalam cara beragama. Dalam ajaran Buddha juga tidak terlepas dari pengalaman terhadap Metta, Karuna, Mudita, dan Upekha.
Setelah pemaparan materi, dilangsungkan dialog dan diskusi dengan para hadirin. Dialog dan diskusi ini bertujuan untuk memperkaya pemahaman para hadirin serta dapat membangun toleransi antar umat beragama. Acara diakhiri dengan doa penutup yang dipimpin oleh Pdt. Henri Napitupulu, M.Th dan acara makan bersama.
Tuhan Memberkati.